Selasa, 23 Oktober 2012

PROTEIN



Fungsi dan Peranan Protein
            Protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi. Peran-peran tersebut antara lain:
1.         Transportasi dan penyimpanan
Molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh protein spesifik. Contohnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh hemoglobin dan transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin.
2.         Proteksi imun
Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan sensitif dapat mengenal kemudian bergabung dengan benda asing seperti: virus, bakteri, dan sel dari organisme lain.
3.         Koordinasi gerak
Kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein. Misalnya pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan sperma oleh flagela.
4.         Penunjang mekanis
Ketegangan dan kekerasan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang merupakan protein fibrosa.
5.         Katalisis enzimatik
Sebagaian besar reaksi kimia dalam sistem biologi, dikatalisis oleh enzim dan hampir semua enzim yang berperan adalah protein.
6.         Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf
Rangsang spesifik direspon oleh selespon sel saraf diperantarai oleh protein reseptor.
Contohnya rodopsin adalah protein yang sensitive terhadap cahaya ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor pada sinapsis.
7.         Pengendali pertumbuhan dan diferensiasi
Protein mengatur pertumbuhan dan diferensiasi organism tingkat tinggi. Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu, banyak hormon merupakan protein (Santoso, H. 2008).
            Fungsi protein bagi kesehatan:
1.      Pertumbuhan dan pemeliharaan
Rambut, kulit, dan kuku membutuhkan asam-asam amino yang mengandung sulfur. Protein kolagen merupakan protein utama urat-urat dan jaringanikat.
2.      Memelihara netralitas tubuh
Protein tubuh bertindak sebagai buffer, yaitu bereaksi dengan asam dan basa untuk menjaga pH pada taraf konstan. Sebagian jaringan tubuh berfungsi dalam keadaan pH netral atau sedikit alkali (pH 7,35-7,45)
3.      Sumber energi
Sebagai sumber energi, protein ekivalen dengan karbohidrat karena menghasilkan 4 kkal/g protein.

      Manfaat Protein
            Protein bagi tubuh adalah sebagai zat pembangun, misalnya pada anak-anak sangat berperan untuk perkembangan tubuh dan sel otaknya. Sedangkan pada orang dewasa, apabila terjadi luka, memardan sebagainya, maka protein dapat membangun kembali sel-sel yang rusak. Isoflavon yangterkandung dalam kacang kedelai adalah senyawa glikosida yang larut dalam air dan bersifat antiaging (anti penuaan dini). Dan anti oxidant (anti radikal bebas).
Manfaat Protein Sebagai Enzim
            Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.

      A.    Akibat Kekurangan Protein
            Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada anak-anak dibawah 5 tahun. Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan marasmus.
1.      Kwashiorkor
      Kwashiorkor lebih banyak pada anak usia tiga tahun yang sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi pada konsumsi energi yang cukup atau lebih. Gejalanya adalah pertumbuhan terambat, otot-otot berkurang dan melemah, endema, muka bulat seperti bulan dan gangguan psikomotor.
2.      Marasmus
      Marasmus berasal dari kata Yunani yaitu wasting/merusak. Maramus pada umumnya merupakan penyakit pada bayi  (dua belas bulan pertama), karena terlambat diberi makan tambahan. Penyakit ini dapat terjaadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena infeksi terutama gastroenteritis. Marasmus berpengaruh jangka panjang terhadap mental dan fisik yang sulit diperbaiki. Gejalanya yaitu pertumbuhan terhambat, lemak di bawah kulit berkurang serta otot-otot berkurang dan melemah.

B.     Akibat Kelebihan Protein
            Kelebihan protein secara berlebihan tidak menguntungkan bagi tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan protein tidak baik, karena dapat mengganggu metabolisme protein yang berada di hati. Memperberat kerja hati dan ginjal untuk membuang nitrogen pada metabolisme asam amino (deaminasi). Ginjal pun akan terganggu tugasnya, karena bertugas membuang hasil metabolisme protein yang tidak terpakai. Jika kadar protein terlalu tinggi bisa-bisa kalsium keluar dari tubuh. Ini kan bisa jadi penyebab osteoporosis. Karena protein merupakan makanan pembentuk asam, kelebihan asupan protein akan meningkatkan kadar keasaman tubuh, khususnya keasaman darah dan jaringan. Kondisi ini disebut asidosis. Gangguan pencernaan, seperti kembung, sakit mag, sembelit, merupakan gejala awal asidosis. Produksi urin berlebihan dapat mengganggu penampilan. Mineral-mineral penting seperti potasium, kalium, magnesium akan terbuang melalui urin sehingga dapat menimbulkan dehidrasi.




INI DARI:
Sunita, Almaitsier. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Clark, Nancy. 2001. Petunjuk Gizi untuk Setiap Cabang Olahraga. Jakarta: Raja Grafindo        Persada.
Staff UNY. 2011. “Metabolisme Makanan”. (On-line).            staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Bb6-Metabolisme.pdf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar