Minggu, 04 November 2012

Tipe-Tipe Lapangan Tenis


1.       Grass Court (lapangan rumput)
Seperti namanya, lapangan ini terbuat beralaskan rumput namun tentu saja yang ditumbuhkan pada tanah yang keras agar memiliki pantulan. Karakteristik lapangan ini adalah yang tercepat dalam hal laju bola di lapangan. Bola cenderung untuk meluncur dan hanya sedikit memiliki efek pantulan karena friksi minimum yang dihasilkan dari lapangan rumput. Karena biaya perawatannya yang mahal terutama untuk perawatan rumput dan tanahnya, saat ini lapangan rumput sudah jarang dijumpai.
2.       Hard Court (lapangan semen)
Lapangan ini adalah lapangan tenis yang paling populer di mana-mana. Umumnya lapangan hardcourt terbuat dari semen atau dibeberapa tempat terbuat dari bahan pasiran yang di aspal. Karakteristik lapangan ini termasuk cepat-sedang, tergantung dari bahan yang dibuat untuk lapangannya. Untuk lapangan yang terbuat dari semen memiliki karakteristik cepat, tapi untuk yang berbahan pasir atau kerikil yang di aspal umumnya sedang. Di luar negri terdapat pula bahan sintetis untuk melapisi lapangan tenis, contohnya bahan Deco Turf (terbuat dari akrilik) dipakai untuk lapangan di Flushing Meadows rumahnya US Open atau di Australian Open memakai Rebound Ace.
3.       Clay court (lapangan tanah liat)
Lapangan ini terbuat dari serpihan-serpihan tanah liat atau pasiran dari batu bata yang dihancurkan. Lapangan model ini umumnya memiliki karakteristik lambat. Laju bola yang bergulir di lapangan memiliki putaran yang lambat sehingga memungkinkan bagi pemain untuk dapat memainkan bola lebih lama dengan rally-rally yang panjang. Di lapangan ini umumnya yang menguasai adalah baseliner karena sifatnya yang lebih defensif. Pemain yang memiliki pukulan topspin akan menghasilkan pukulan yang lebih melenting daripada biasanya di lapangan Hard Court. Lapangan clay
4.       Indoor
Istilah ini sebenarnya lebih pantas untuk masuk klasifikasi di luar negri. Di Indonesia lapangan indoor atau dalam ruangan yang umumnya adalah lapangan hard court, walaupun ada juga lapangan indoor clay seperti di lapangan tenis UMS 80, Kuningan, Jakarta. Tetapi kalau di luar negri, terutama di Amerika dan Eropa, lapangan dilapisi oleh karpet berbahan sintetis. ITF (International Tennis Federation) sendiri mengartikan lapangan karpet itu berbahan dasar dari karet seperti yang digunakan pada lapangan Tennis Masters. Namun ada pula yang memakai semacam rumput sintetis ataupun kayu tetapi jarang.
Dari uraian di atas, karakteristik lapangan tenis menurut laju bolanya kira-kira ada 2, yaitu: cepat dan sedang-lambat. Permainan yang dimainkan di lapangan cepat (grass court dan hard court) dimana bola meluncur dan efek pantulan sedikit terjadi sangat cocok bagi pemain yang memiliki servis yang keras, pukulan yang flat (mendatar dan tidak memantul) serta pemain volleyer. Contoh nyata pemain pro yang merajai di lapangan cepat umumnya memiliki tipe service-volley, seperti John McEnroe, Borris Becker, Pete Sampras dan All Around player seperti Roger Federer. Sedangkan untuk lapangan sedang-lambat (hard court dan clay) pemain yang memiliki permainan baseliner, biasa dengan rally-rally panjang dan pukulan-pukulan topspin yang melenting akan diuntungkan di lapangan ini. Contoh pemain pro yang merajai di lapangan sedang-lambat adalah Andre Agassi, Sergi Bruguera atau raja clay saat ini yaitu Rafael Nadal.
Jadi tipe permainan pun mau tidak mau tergantung dari lapangannya juga. Pemain yang biasa di lapangan lambat akan tidak efektif bila mengaplikasikan pukulan-pukulan topspin-nya di lapangan cepat terutama rumput dan sebaliknya pun begitu. Bahkan Federer pun hingga sekarang masih belum bisa merebut Grand Slam di lapangan clay (French Open) yang saat ini dikuasai Rafael Nadal, begitupun sebaliknya.
http://prasso.wordpress.com/2007/12/05/tipe-tipe-lapangan-tenis/

Bulutangkis



                       
Bulutangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang saling berlawanan. Mirip dengan tenis, bulu tangkis bertujuan memukul bola permainan ("kok" atau "shuttlecock") melewati jaring agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan dan berusaha mencegah lawan melakukan hal yang sama.
                        Pada permainan tunggal, bisa dikatakan berada di atas angin apabila selalu bisa: 1) melakukan pukulan dengan posisi selalu berada di belakang bola, 2) sudah berada di tengah lapangan sebelum lawan memukul bola dan 3) sebaliknya berusaha untuk cepat berada pada posisi memukul sebelum lawan kembali ke tengah. Dalam posisi ini artinya siap melakukan serangan yang mematikan
                        Permainan ganda memiliki tuntutan yang agak berbeda dengan tunggal. Seorang pemain yang  footwork-nya kurang baik tetapi memiliki kecepatan dan reflek pukulan serta power yang besar, bisa menjadi pemain ganda yang baik (PB PBSI, tanpa tahun:44). Untuk memenangkan suatu pertandingan dalam permainan bulutangkis adalah dengan melakukan serangan kepada lawan, serangan hanya dapat dilakukan jika pemain sebelum menyerang sudah meniliki rencana serangan atau menyusun serangan.

Bulutangkis Nasional
       Olahraga bulu tangkis di Indonesia sangat populer di masyarakat, apalagi banyak pemain yang mampu menjuarai berbagai event kejuaraan dunia, maka perkembangan pelaksanaan kejuaraan bulutangkis di Indonesia puan semakin pesat. Berbagai kejuaraan dilaksanakan di Indonesia mulai dari tingkatan desa kelurahan hingga kejuaraan nasional bahkan kejuaraan internasional. Pada umumnya, kejuaraan bulutangkis dapat diselenggarakan oleh berbagai pihak. Kejuaraan bulutangkis juga sering dilakukan pada tingkat perguruan tinggi. Selain itu, kejuaraan bulu tangkis juga dilakukan oleh para pemain di berbagai klub bulutangkis di tingkat kabupaten atau provinsi.
       Dalam setiap kejuaraan, diketahui bahwa banyak sponsor yang mendukung berbagai kejuaraan tresebut. Para sponsor tidak hanya membiayai panitia dalam berbagai kegiatan tetapi juga memberikan hadiah-hadiah menarik bagi para pemenangnya. Oleh karena itu, semakin banyak kejuaraan yang dilakukan sebenarnya akan semakin mendorong para pemain bulutangkis untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan dalam permainan bulutangkis. Untuk itu para pemain harus selalu mencoba memberanikan diri mengikuti berbagai event kejuaraan. Banyak manfaat yang bisa diambil oleh para pemain. Misalnya bisa meningkatkan motivasi berlatih, bisa menimba berbagai pengalaman baru dalam bertanding, dan bisa mengetahui batas kemampuan diri sendiri. Bahkan dengan mrngikuti kejuaraan, pemain bulutangkis juga dapat mengetahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan yang dimiliki diri sendiri, selain itu  mereka juga bisa menjalin relasi, kenalan, serta kerjasama dengan berbagai pihak.
       Bagi seorang pemain yang baik, maka ada kemungkinan klub-klub besar akan memminta dia untuk bergabung memperkuat klub tersebut. Bahkan dalam kaitannya dengan lapangan pekerjaan, ternyata cukup banyak kantor pemerintah maupun swasta yang sangat tertarik mencari karyawan yang memiliki keahlian dalam bidang olahraga tertentu, salah satunya yaitu bulutangkis.


Pengertian atletik



Atletik merupakan aktivitas jasmani yang terdiri atas gerakan-gerakan dasar yang dinamis dan harmonis yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar. Bila dilihat dari arti atau istilah “Atletik” berasal dari bahasa Yunani yaitu athlon atau athlum yang berarti “lomba atau perlombaan atau pertandingan”. Amerika dan sebagian di Eropa dan Asia sering memakai istilah atletik dengan Track and Field. Di negara Jerman memakai kata Leicht Athletik, dan negara belanda memakai istilah Athletic.
                Atletik juga merupakan sarana untuk pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan kemampuan bimorik, misalnya kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelenturan, koordinasi, dan sebagainya. Selain itu juga sebagai sarana untuk penelitian bagi para ilmuwan.
Nomor-nomor dalam atletik yang sering diperlombakan dapat diperinci sebagai berikut:
1.       Nomor jalan dan lari
a.       Jalan cepat yang diperlombakan untuk putri adalan 10 dan 20 km, dan putra 20 km dan 50 km.
b.      Lari
b.1 ditinjau dari jarak yang ditempuh:
b.1.1 lari jarak pendek (sprint) mulai dari 60 m sampai dengan 400 m.
b.1.2 lari jarak menengah (middle distance) adalah 800 m dan 1500 m..
b.1.3 lari jarak jauh (long distance) adalah 3000 m sampai dengan 42.195 km (marathon).
c.     ditinjau ari lintasan atau jalan yang dilewati:
c.1   lari di lintasan tanpa melewati rintangan (flat) yaitu 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m, 10.000 m.
c.2 lari ladang atau cross country atau lari lintas alam.
c.3 lari 300 m halang rintang (steplechase).
c.4 lari gawang  100 m, 400 m, gawang untuk putri, 110 m dan 400 m gawang untuk putra.
d.    ditinjau dari jumlah peserta dan jumlah nomor yang dilakukan dapat dibedakan:
d.1  lari estafet yaitu4 x 100 untuk putra dan  putri, dan 4 x 400 m untuk putra dan putri.
d.2  combined event (nomor lomba gabungan) yaitu panca lomba (untuk kelompok remaja), sapta lomba (junior putra-putri dan senior putri, dan dasa lomba (senior putra).

2.       Nomor lompat
a.       Lompat tinggi (high jump)
b.      Lompat jauh (long jump)
c.       Lompat jangkit (triple jump)
d.      Lompat tinggi galah (polevoult)
3.       Nomor lempar
a.       Tolak peluru
b.      Lempar lembing
c.       Lempar cakram
d.      Lontar martil

Sabtu, 03 November 2012

AKLIMATISASI TUBUH TERHADAP PANAS



               Sepanjang hari pada awal masa pelatihan dalam lingkungan baru yang lebih panas, atlet memperlihatkan suatu penurunan kemampuan untuk melakukan aktifitas latihannya dengan durasi dan intensitas yang sama dibandingkan dengan ketika melakukan latihan pada suatu lingkungan yang sejuk (suhu lingkungan yang nyaman). Penurunan kemampuan membasahi kulit dan gejala tanda-tanda lainnya yang disebabkan oleh tekanan panas biasanya yang mendampingi peristiwa ini (Hubbard dan Amstrong, 1998). Setelah beberapa hari melakukan latihan toleransi atlet terhadap iklim panas meningkat, terjadi ketika tubuh beradaptasi terhadap kombinasi tekanan dari batas yang dihasilkan oleh metabolisme internal dan suhu lingkungan tinggi.
               Kemampuan seseorang untuk beradaptasi dan melakukan latihan pada suhu lingkungan yang panas disebut sebagai aklimatisasi tubuh terhadap panas (heat accimatisation/HA), tergantung seberapa besar perubahan suhu yang diakibatkan oleh perubahan lingkungan dan respon biologis seseorang, proses aklimatisasi mungkin akan terjadi selama beberapa hari sampai beberapa bulan, berbeda pada satu individu dan individu lainnya. Aklimasi panas mungkin menghasilkan respon yang sama dengan aklimatisasi, namun aklimasi dengan cara mengawasi dan mengatur suhu lingkungan.
               Suatu studi perbandingan respon fisiologis sebelum dan setelah HA menunjukkan  bahwa adpatasi terjadi selama ketika seseorang berlatih pada intensitas yang terkendali sebesar 40-95% dari maksimal kekuatan aerobic (VO2Max): pengurangan detak jantung, berkurang temperature inti badan, meningkatkan tolerasi  terhadap waktu latihan, meningkatkan volume plasma, dan berkurangnya beban psikologis tentang penggunaan dirasa (perceived exertion) (Weger: 1988). Peningkatab pengeluaran keringat, peningkatan penurunan kepekaan keringat (pelepasan keringat menyatakan setiap derajat peningkatan temperature badan inti), dan berkurangnya sodium klorida (Nacl)melalui keringat dan air seni juga teramati HA. Hasil dari perubahab ini menggambarkan perpindahan panas dari inti tubuh ke kulit, dan akhirnya kepada lingkungan.
               Aklimatisasi terhadap panas oleh tubuh biasanya terjadi dalam kurun waktu 7-14 hari karena efek fisiologi utamanya terjadi juga pada rentang waktu tersebut. Untuk memulai latihan pada tempat baru yang lebih panas sebaiknya intensitas dan volume latihan dikurangi terlebihi dahulu dari porsi normal, kemudian ditingkatkan sedikit demi sedikit. Intensitas dan durasi pemanasan juga harus dikurangi untuk menjaga suhu inti tubuh dari peningkatan berlebih sebelum latihan penuh.

RENANG GAYA PUNGGUNG (BACK CRAWL STROKE)




Merupakan gaya yang paling berbeda dengan yang lainnya karena kita dengan posisi wajah menghadap ke atas, sehingga kita tidak bisa melihat ke depan.



1. Gerakan kaki
a. Kaki kanan dan kiri digerakkan naik turun secara bergantian (seperti orang yang sedang berjalan /seperti gaya bebas tetapi dengan posisi wajah menghadap ke atas)
b. Kaki digerakkan bergantian dengan cukup cepat agar arah renang Anda tidak melenceng/berbelok


2. Gerakan tangan
a. Posisi awal satu tangan lurus di atas kepala
b. Kemudian langsung mengayuh ke belakang menuju pinggang
c. Kemudian angkat keluar dari permukaan air dan kembalikan ke posisi awal
d. Lakukan hal yang sama dengan tangan yang satunya
Jadi tangan kiri dan kanan bergerak secara bergantian, ketika tangan kiri keluar dari dalam air, tangan kanan masuk ke dalam air, begitu seterusnya.


3. Gerakan kombinasi tangan, kaki & mengambil nafas
Kaki terus bergerak seperti pada point 1 di atas.
Dengan gaya ini, tidak akan ada masalah kesulitan dalam pengambilan nafas karena wajah kita berada di atas air.
Mungkin yang jadi masalah adalah apakah kita sudah sampai ujung kolam atau belum, karena kita tidak bisa melihatnya (mata kita menghadap ke atas). Hal ini bisa diatasi dengan menghitung gerakan tangan.


Tips :
1) Posisi kaki jangan terlalu di permukaan air, melainkan agak ke dalam masuk ke dalam air (hal ini akan membantu kecepatan ..juga memudahkan kepala tetap berada di atas)
2) Kaki terus bergerak, jangan berhenti (hal ini agar arah renang kita tidak melenceng/berbelok).
3) Telapak kaki agak diluruskan sedemikian rupa sehingga menjadi lurus / sejajar dengan tulang kaki
4) Posisi kedua kaki berdekatan satu dengan yang lainnya.
5) Dagu agak didekatkan ke dada, hal ini akan membantu kecepatan dalam berenang.
6) Gerakan tangan ketika masuk ke dalam air, maka sisi telapak tangan yang masuk ke dalam air terlebih dulu (hal ini memperkecil tahanan dari air)


sumber: www.allaboutswimming.blogspot.com

Menangkap bola (Catching)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5ymgio-ncdLKxh9LR0_GhLpzA98nEoLxxAcDZrYTd6xC_Z2ZJBoMUVWx_7AmqMltXJksPTPo_wzn7gNXre-eClsjcogroOr3rSxdLoXixxVWT4fsTgUfKabQEQC4xdTDvxQB2ae2d9A/s320/Img214571698.jpg
            Menangkap bola adalah suatu usaha yang dilakukan oleh pemain untuk dapat menguasai bola dengan tangan yang memakai glove, dari hasil pukulan atau lemparan teman (Parno, 1992 : 49). Menangkap bola yang biasa dilakukan oleh pemain dalam permainan yaitu bola lambung (fly ball) dan bola gulir (ground ball). Ada juga posisi menangkap bola yang harus dilakukan dengan sikap awal jongkok atau setengah jongkok yaitu posisi catcher. Posisi ini dilakukan untuk menangkap bola demi pitcher yang tidak dapat dipukul olehpemukul (better).            Seorang pemain softball atau baseball tentu harus dibekali juga teknik atau cara menangkap yang benar, baik hasil pitching, hasil lemparan dari teman satu tim dan dari hasil pukulan baik yang Analisis Bio-mekanika Softball by jajat Darajat KN 22 22 melayang di udara atau deras menyusuri tanah atau bola yang mantul sangat keras. Bola melayang di udara ada beberapa macam apalagi bola tersebut berputar baik yang disengaja atau yang tidak disengaja.Seperti contoh hasil lemparan pitcher yang berpola yang pada dasarnya adalah untuk menyulitkan seorang pemukul (batter), bola yang tidak berpola misalnya hasil dari pukul yang tidak mudah untuk dilihat dari putarannya atau spin-nya.Hasil lemparan juga sangat tergantung dari teknik melempar dari masing-masing orang, bagaimana ciri khas atau typical-nya. Kesemua jenis bola yang melayang tadi, tentu kita tidak hanya belajar dari lempar tangkap saja tetapi ada gaya yang mempengaruhi sehingga bola tersebut harus di antisipasi dan dikuasai oleh penangkap baik menjadi seorang catcher atau seorang fielder. Bola yang bergerak sangat cepat harus ditangkap tanpa melukai atau menciderai si penangkap ini sama saja dengan gerakan meredam impact. Gerakan menangkap ini adalah seperti gerakan yang memanipulasi objek (bola), gaya yang berupa impact ini besarnya ada yang sedang-sedang saja, ada yang cukup besar, bahkan ada yang sangat besar untuk ditahan. Oleh karena itu untuk impact yang besar perlu gaya tersebut dikurangi dengan jalan meredam, menghisap atau memecahkannya.

1.      Fielding fly ball (area menangkap bola lambung)
            Sebagai home run telah menjadi hal yang biasa dalam permainan fastpitch, sehingga memiliki peluang bagi outfielder untuk mengejar pukulan fly ball dan menangkap dengan tepat. Karena pemain mencoba untuk memukul fly ball, hal itu membuat permainan di outfield menjadi posisi yang menantang dan sangat berharga di tim mana pun. Seorang pemain luar harus memiliki kecepatan untuk mengkover area lapangan, lengan yang kuat untuk melempar dengan cepat ke  base runner, dan keberanian untuk menangkap saat menabrak dinding pembatas atau bertabrakan dengan pemain lain.
            Meskipun outfielder mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan keahlian mereka dengan tangkapan yang sangat bagus, mereka juga menghadapi bola yang jatuh ke tanah. Fly ball dianggap hal yang biasa ketika para pemain mengatur dengan benar dan bola jatuh dengan mudah ke dalam glove. Setiap fielder mengharapkan fly ball ditangkap, ketika itu fielder yang lain mencoba menangkap. Meskipun menangkap fly ball dianggap sebagai keterampilan yang sederhana, menangkap fly ball mempunyai ketrampilan yang sulit, dan dibutuhkan banyak latihan.
1.1   Bola Lambung (Fly ball) 
           Meskipun menangkap bola terbang sebagai keterampilan untuk outfielder, namun sering juga infielder menggunakan keterampilan yang sama. Hal pertama agar berhasil menangkap fly ball adalah melihat bola lepas dari pukulan. melihat sudut pukulan, dan segera memperkirakan seberapa jauh fly ball tersebut.            Setelah catcher memutuskan untuk menangkap bola, segera berkomunikasi dengan catcher lain. Dengan suara yang jelas sehingga catcher yang lain di dekat bola dapat mendengar suara, beri tahu pada yang lain bola yang akan ditangkap dengan kata-kata singkat dan jelas setidaknya tiga kali. Misal  contohnya adalah: "Mine, mine, mine!", yang berarti bola tersebut milik Anda.Mengantisipasi dimana bola akan jatuh dan bergerak , menetapkan posisi yang benar dan seimbang dengan posisi kaki depan belakang seimbang. Hal ini penting untuk dapat bergerak ke samping serta ke depan dan kembali untuk menyesuaikan untuk menangkap bola.            Melihat jalur bola dan menyiapkan glove tepat pada waktunya untuk menangkap bola. Pastikan glove berada cukup di atas bahu untuk bantalan bola saat mendarat. Untuk membantu meminimalisir benturan bola dengan glove, letakkan glove ke arah tubuh untuk menghalau bola pukul tersebut. Tangkaplah bola di glove dan segera menutupnya untuk mencegah bola jatuh.            Ada berbagai cara untuk menangkap fly ball dan teknik yang paling utama bukan satu diperlukan untuk mendapatkan hasil yang bagus. Bahkan, beberapa saat paling mengesankan dalam pertandingan yaitu saat pemain harus membuat tangkapan diving atau mengejar bola diri dengan memanjat pagar untuk menarik bola kembali masuk.

1.2   Menangkap Bola Lambung (Fly Ball)            
Menangkap bola lambung adalah suatu usaha dari pemain untuk dapat menguasai bola dengan glove terhadap bola yang melambung (Fly ball), baik dari hasil pukulan ataupun lemparan bola dari teman. Usahakan bola berada di depan atas kepala, perhatikan dan pandangan harus selalu pada bola. Saat menangkap bola gerakan tangan lurus ke arah bola didepan atas kepala. Bersamaan dengan tertangkapnya bola dengan glove, tariklah lengan dan glove ke arah badan untuk meredam bola dan tutuplah dengan tangan yang lain agar tidak terlepas.            
Menangkap Bola Lambung (Diane L. Potter,EdD dan Gretchen A. Brockmeyer, EdD, 1999:11) Untuk meningkatkan teknik menangkap bola lambung para pemain diberi latihan menangkap bola lambung dengan jarak 30 feet dan lemparkan bola melambung dengan relatif mudah dikuasai dan tidak keras. Kecepatan dan tinggi bola yang dilempar harus bervariasi. Setelah mempunyai pengalaman menangkap bola, maka jarak dijauhkan dan jarak lemparan dengan berbagai variasi untuk menambah kesulitan dengan mengarahkan bola di belakang, depan dan samping posisi pemain. Latihan ini dapat juga dikembangkan dengan menjaga bola yang dipukul sesuai dengan situasi pemain.            Teknik gerakan dalam menangkap bola lambung terdiri dari:a.       Posisi siap (stance)
1)      Berdiri sedemikian rupa dengan posisi kaki selebar bahu.
2)      Kaki agak ditekuk rileks siap menyambut datangnya bola.
3)      Badan dalam keadaan seimbang memungkinkan untuk bergerak leluasa menangkap bola.
b.      Pandangan mata
1)      Pandangan menuju arah datangnya bola dan mengikuti pergerakan bola.
c.       Posisi menangkap bola
1)      Bola berada di depan atas kepala.
2)      Posisi tangan lurus ke arah bola di depan atas kepala.
d.      Tangkapan
1)      Saat bola masuk glove lengan dan glove ditarik ke arah badan untuk meredam bola.
2)      Menutup glove dengan tangan yang lain agar bola tidak lepas.
            Ada berbagai teknik untuk menangkap fly ball yaitu sebagai berikut:
a.      Tangkapan Satu tangan (One-Hand Catch)
            Sebuah tangkapan yang sederhana, dapat menjadi keharusan atau jika tidak dilakukan maka fielder dapat kehilangan permainan. Ketika menangkap, menggunakan satu tangan lebih mudah karena memberikan fielder lebih lebih cepat untuk mendapatkan bola. Ketika fielder mengejar untuk menangkap bola, harus segera ulurkan lengan dan gunakan kecepatan serta kekuatan secara maksimal. Kemudian membuka telapak tangan secara lebar sehingga bola dapat mendarat di glove. Selanjutnya mengamankan bola dalam glove dengan tangan yang melempar yaitu tangan satunya (tangan kanan). Langkah selanjutnya yaitu melemparkan tepat kepada fielder lain dengan menurunkan pusat gravitasi, memperpendek langkah, dan memperlambat untuk mengubah arah sehingga bola yang dilempar tepat dengan fielder di base.

b.      Keranjang Tangkapan (Basket catch)

            Salah satu cara menangkap dengan satu tangan adalah basket catch atau menangkap seperti membentuk keranjang (basket) karena  jatuh ke dalam glove seperti buah apel yang akan jatuh ke dalam keranjang. Hasil basket catch biasanya digunakan untuk bola lambat yang berada di depan pemain. Untuk membuat tangkapan tersebut, fielder berjalan berada di depan, membuka sarung tangan dengan telapak tangan menghadap ke atas dengan mengarahkan jari ke arah langit. Jika waktu atau timing benar, bola akan mendarat di glove dengan tepat. Tapi jika salah menilai fly ball maka fielder harus berlari cepat agar permainan menjadi miliknya.Sesekali, fielder harus bergeser dengan satu lutut ketika membuat basket catch. Tekuk salah satu kaki (lutut), kemudian meluncur (sliding) ke base, dan menangkap bola dengan glove yang menghadap ke atas. Sliding merupakan cara untuk mendapatkan tanah lebih rendah sehingga fielder dapat menangkap bola              
c.        Tangkapan Menyelam (Diving Catch)
            Diving catch atau tangkapan menyelam yang bagus adalah dengan bermain mengesankan dan tangkapan ini sangat diingat oleh seorang pemain, tetapi cara menangkap dengan menyelam adalah tangkapan yang sulit dan harus sering dilatih agar tangkapan tidak sulit dilakukan. Apakah menyelam ke samping, ke depan, atau belakang, dan hal yang harus diperhatikan yaitu fielder harus berlari dengan kecepatan penuh sebelum menangkap. Diving catch digunakan oleh seorang fielder ketika dia merasa tidak akan mendapatkan bola kecuali jika  fielder tersebut harus menyelam atau melakukan diving catch, menurunkan pusat gravitasi dengan menekuk di bagian lutut, menggapai dengan kedua lengan ke arah bola, dan melihat bola menuju ke glove. Untuk membantu mencegah cedera, jatuhkan bagian perut dan menjaga dagu sehingga tidak terbentur ke tanah. Jauhkan glove dari tanah jika memungkinkan. Setelah bola tertangkap.

d.      Menangkap Dengan Punggung Tangan Menuju ke Depan (Backhand Catch)
            Saat mengejar bawah bola yang jauh dari sisi glove, backhand menangkap dengan punggung tangan ke depan merupakan cara yang harus dilakukan oleh seorang fielder. Sementara itu fielder harus berlari mendapatkan bola, mengulurkan glove, membuka glove dengan memutar lengan bawah dan pergelangan tangan sehingga menghadapi bola mendekat ke glove. Fielder harus berhati-hati melihat bola yang menuju ke glove, kemudian menutup glove dengan erat sehingga bola aman berada di glove.
1.3   Cara Menghindari benturan

            Outfielder merupakan penangkap fly ball paling sering, walaupun kadang infielder  menangkap pukulan pendek atau menangkap tepat di belakang infield. Yang penting adalah seseorang fielder harus menangkap bola. Walaupun menangkap fly ball kelihatan salah satu keterampilan lebih mudah dalam softball, sebenarnya merupakan bagian yang rumit dalam permainan tapi diperlukan tangkapan yang tepat agar permainan berjalan sukses. 
           Sebelum bola dipukul, fielder harus memahami siapa yang bertanggung jawab untuk menangkap bola yang terlihat seolah-olah itu akan jatuh di antara pemain fielder. Outfielder memiliki prioritas lebih terhadap pemain infielder karena outfielder memiliki peluang menangkap lebih mudah karena mereka yang akan mmenghalau bola. Centerfielder memiliki prioritas terhadap fielder kiri dan kanan karena posisinya di tengah outfield. Centerfielder juga cenderung memiliki kecepatan yang lebih baik. Shortstop biasanya adalah infielder terdalam dan harus memiliki prioritas untuk fly ball di sisi kiri. Penjaga base kedua harus menangani bola paling cepat di sisi kanan dari tengah lapangan.
            Setelah menentukan sistem prioritas tersebut, para fielder menyepakati sebuah metode komunikasi ketika permainan berada dalam keadaan kesulitan untuk menangkap bola,  seseorang dapat mengambil alih dan meminta bola. Fielder berteriak seperti "i got!" atau "saya!" atau “me!”, hal tersebut dapat mencegah tabrakan atau benturan antara pemain dan paling tidak berteriak tiga kali agar pemain lain jelas. Dan dengan melambaikan tangan untuk memperingatkan Penjaga yang lain. Pemain harus menentukan siapa yang akan menangkap bola, semua pemain lain masuk posisi mereka masing-masing, seperti berada di base yang akan di isi runner. penjaga harus berlari memintas untuk lemparan masuk, mem back up penjaga untuk menangkap fly ball, atau hanya mengatakan pemain mana harus melempar bola. Hal ini membutuhkan banyak latihan dan persiapan untuk meminimalisir terjadinya cedera.

2.  Fielding Ground Ball (area menangkap bola gulir) di outfield
2.1 Menangkap Bola Gulir (Ground Ball)                       
          Bola gulir adalah bola yang bergulir atau mengguling pada tanah dari hasil pukulan atau lemparan. Untuk menangkap bola gulir harus dikuasai, dilakukan dengan menyongsongdatangnya bola dan bukan menunggu bola ditempat. Mekanis gerakan tubuh yang dilakukan oleh pemain softball pada teknik menangkap bola gulir adalah sebagai berikut : Letakkanlah salah satu lutut bertumpu pada tanah, gunakan kaki yang lain dan badan untuk memblok bola.                                 
          Bola berada di depan badan di antara kedua kaki. Sedangkan posisi kaki kiri dalam keadaan siap untuk lari atau berdiri. Letakkan bagian belakang glove pada tanah menghadang datangnya bola dan siap melempar ke tempat sasaran.Untuk meningkatkan teknik menangkap bola gulir para pemain harus dapat menguasai posisi siap dalam menangkapbola gulir, pemain dapat bergerak melangkah ke depan, ke belakang dan ke samping, pemain dapat melakukan tangkapan dan menutup bola dengan tangan yang lain agar tidak lepas dan tingkatkan latihan dari yang mudah, dengan lemparan bola yang bergulir lambat dengan jarak sedang, ke arah latihan yang lebih sukar dengan lemparan bola gulir yang lebih keras, cepat, akurat dan jarak yang lebih jauh.Menangkap bola gulir adalah salah salah satu teknik paling penting untuk belajar di sofbol untuk kedua infielders dan outfielders.
          Cara melakukan tangkapan bola gulir tampak sederhana, tetapi sebenarnya memerlukan upaya yang lebih untuk para penjaga dengan berlatih teknik seperti yang dijelaskan dalam langkah-langkah berikut ini:1.      Berdiri kuat tetapi kaki agak memanjang karena penjaga mengantisipasi bola gulir.
2.      Tempatkan kaki kiri agak di depan kaki kanan saat.
3.      Mengatur glove di tanah pada saat bola gulir mendekati penjaga. Cobalah menempatkan glove di tanah dengan kuat sebelum bola mendekat.
4.      Siapkan lengan dan glove untuk siap menangkap, dan tetap fokus pada bola.
5.      Gunakan kedua tangan untuk menangkap bola yang bergulir di glove sampai siap untuk melempar ke penjaga lain.
Petunjuk:1.      Selalu pastikan kaki tetap berada di posisi yang tepat untuk melempar bola, dan perhatikan titik-titik bahu ke arah mana seharusnya bola akan dilempar.
2.      Penguasaan bola gulir harus bergulir dengan kecepatan tinggi untuk mendapatkan permainan.
3.      Selalu gunakan kedua tangan ketika menangkap bola gulir. Penjaga harus melihat ketika bola masuk ke glove.
Outfielders adalah baris terakhir tim Anda pertahanan, dan mereka harus dapat bola tanah lapangan yang melewati tengah lapangan. Outfielders dapat menggunakan tiga teknik tangkas menangkap bola gulir

:a.      Mengeblok bola (blocking the ball)

Teknik ini digunakan jika tidak ada pelari di base tidak ada kesempatan melemparkan pelari keluar. Outfielder berjalan ke belakang bola, lutut turun dan segera melempar, menempatkan bagian belakang glove di tanah, dan bidang bola di antara kaki. Ini adalah cara paling aman ke lapangan bola tanah untuk outfield.

b.      Membentuk skop (scoop)

Teknik ini untuk situasi do or die dalam jangka yang mengikat atau memenangkan berusaha untuk mencetak gol dan pemain luar harus membuat lemparan cepat ke tengah lapangan. Ini metode paling berisiko dari sebuah ketrampilan grounder yang harus digunakan hanya dalam situasi di mana permainan akan hilang jika penjaga tidak mendapatkan bola dengan cepat. Outfielder menghalau bola dan menangkap dengan berbentuk scoop dengan glove saat beraktivitas. Bola harus menerjunkan ke luar glove menyentuh tanah. Pemain kemudian gagak melompat dari kaki melempar untuk melakukan lemparan.
c.       Gaya di infield (infield style)

Teknik ini digunakan ketika ada kesempatan untuk melemparkan pelari keluar. Pemain luar ini mendapatkan di belakang bola dan bidang itu seperti infielder, dengan tangan lembut. Pemain harus menjaga tubuh di belakang bola untuk membantu blok itu jika itu membutuhkan hop buruk .2.2  Lompat dan lempar (skip and throw)     
 Teknik lompat dan lempar akan membantu menyingkirkan pemain bola cepat setelah mereka memukulnya. Sementara bantalan bola ke glove posisi badan siap menangkap. Dengan mata difokuskan pada target dan glove di tengah dada, pemain melompat ke depan dan bersiap untuk melempar. Tangan melempar, lengan memanjang ke bawah dan kembali dalam posisi yang nyaman dan santai.  Mendorong kaki dari belakang, kemudian penjaga melemparkan di atasnya, bahu bergerak dan lengan melempar ke depan dengan cepat. Sebuah lemparan pada pergelangan tangan yang kuat pada titik rilis akan menghasilkan akurasi yang lebih baik, lemparan sekejap dapat digunakan. Untuk menindaklanjuti lemparan, bahu bersiap melempar menuju sasaran dan mengangkat kaki belakang dari tanah. Momentum pemain harus maju ke arah lemparan.SUMBER: Noren, Rick.2005. Softball Fundamentals. United States of America: Human Kinetics.Staff UNY. “Teknik Lempar Tangkap dan Pukul”. http://staff.uny.ac.id     /sites/default/files/TEKNIK%20LEMPAR%20TANGKAP%20DAN%20PUKUL.pdfDiakses: 8 Juni 2012.